Tawaran Musk $97,4 Miliar Ditolak: OpenAI Tidak Dijual!

Table of Contents

• Elon Musk mengajukan tawaran $97,4 miliar untuk mengambil alih OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT.
• Dewan direksi OpenAI dengan suara bulat menolak tawaran pengambilalihan dari Elon Musk.
• OpenAI menegaskan bahwa perusahaan tidak untuk dijual dan menolak upaya Musk untuk mendominasi pasar.
• Penolakan ini dikomunikasikan oleh pengacara OpenAI, William Savitt, kepada pihak Musk.
• Tawaran Musk ditolak karena dianggap tidak sesuai dengan misi nirlaba OpenAI dan merendahkan nilai perusahaan.
• Musk sebelumnya telah mengajukan gugatan hukum terhadap OpenAI terkait perubahan struktur perusahaan menjadi for-profit.
• Gugatan Musk menuduh OpenAI melanggar kontrak dan melakukan praktik anti-persaingan.
• OpenAI menganggap tindakan Musk sebagai upaya untuk melemahkan pesaing, mengingat Musk juga memiliki perusahaan AI, xAI.
• Tokoh kunci dalam peristiwa ini adalah Elon Musk, Bret Taylor (Ketua Dewan OpenAI), William Savitt, dan Sam Altman (CEO OpenAI).
• Artikel ini membahas detail tawaran yang ditolak, sikap OpenAI, sengketa hukum, dan transisi OpenAI menjadi perusahaan for-profit.

Dewan direksi OpenAI telah menolak tawaran pengambilalihan senilai $97,4 miliar dari Elon Musk. Dewan tersebut menyatakan bahwa OpenAI tidak untuk dijual dan secara bulat menolak upaya Musk untuk mengganggu kompetisi.

  • Tokoh-tokoh kunci yang terlibat meliputi: Elon Musk, yang mengajukan tawaran pengambilalihan;
  • Bret Taylor, ketua dewan OpenAI, yang menolak tawaran tersebut;
  • William Savitt, pengacara OpenAI, yang mengomunikasikan penolakan tersebut;
  • dan Sam Altman, CEO OpenAI, yang dikritik oleh pendukung tawaran Musk.

Individu-individu ini telah memainkan peran penting dalam peristiwa seputar upaya pengambilalihan dan tanggapan hukum serta strategis berikutnya. OpenAI memiliki perjanjian lisensi dan teknologi dengan Associated Press (Kantor Berita Associated Press) yang memungkinkan OpenAI mengakses sebagian dari arsip teks AP.

Rincian Tawaran yang Ditolak dan Sikap OpenAI

Menurut pengacara OpenAI, William Savitt, proposal tersebut “tidak sesuai dengan kepentingan terbaik misi OAI dan ditolak.” Pernyataan tegas ini menunjukkan betapa seriusnya OpenAI menanggapi tawaran dari Musk.

Penawaran dari Musk ini memiliki syarat yang cukup memberatkan, yaitu OpenAI harus menghentikan transisinya menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan dan mempertahankan misi amal aslinya. OpenAI melihat tindakan Musk ini sebagai upaya untuk merongrong pesaing, terutama mengingat keterlibatan Musk dengan xAI, perusahaan kecerdasan buatannya sendiri. Ketua dewan OpenAI, Bret Taylor, menyatakan dengan jelas, “OpenAI tidak untuk dijual, dan dewan telah secara bulat menolak upaya terbaru Mr. Musk untuk mengganggu kompetisinya.”

Lebih lanjut, tawaran Musk ditolak mentah-mentah karena dianggap tidak menetapkan nilai untuk organisasi nirlaba OpenAI. Dewan direksi menegaskan kembali bahwa OpenAI dalam bentuk nirlaba “tidak untuk dijual,” menggarisbawahi penolakan mereka terhadap tawaran pengambilalihan tersebut.

Sengketa Hukum dan Tuduhan oleh Elon Musk

Hampir setahun sebelumnya, Musk telah mengambil tindakan hukum, menuduh adanya pelanggaran kontrak terkait dengan tujuan awal OpenAI sebagai organisasi nirlaba. Ia mengklaim bahwa OpenAI melanggar ketentuan kontribusinya dan berupaya untuk menghentikan konversi menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan.

Tidak hanya itu, Musk juga menuduh adanya perilaku anti-persaingan dan penipuan, dengan menyatakan bahwa restrukturisasi OpenAI akan melanggar misi awalnya. Gugatan hukum Musk ini mencakup klaim dan tergugat baru, termasuk Microsoft, dan menambahkan xAI sebagai penggugat, menegaskan bahwa OpenAI menghambat persaingan bisnis. Ini menunjukkan eskalasi konflik antara Musk dan OpenAI.

Perlu diketahui, Musk telah menginvestasikan sekitar $45 juta di OpenAI sejak awal berdirinya hingga tahun 2018. Menanggapi gugatan ini, pengacara OpenAI menyebut langkah Musk sebagai “upaya yang tidak pantas untuk merongrong pesaing,” yang secara langsung bertentangan dengan klaimnya bahwa restrukturisasi akan melanggar misi OpenAI. Argumen ini menggarisbawahi kontradiksi dalam posisi yang diambil oleh Musk.

Transisi OpenAI Menuju For-Profit (Berorientasi pada Keuntungan) dan Reorganisasi

Saat ini, OpenAI sedang dalam proses transisi menuju model for-profit (berorientasi pada keuntungan), namun langkah pertama yang harus dilakukan adalah membeli aset-aset dari organisasi nirlaba yang menaunginya sebelumnya. Perlu diketahui, OpenAI didirikan sebagai organisasi nirlaba sebelum kemudian beralih ke struktur “capped-profit” (keuntungan terbatas) pada tahun 2019. Kini, perusahaan tersebut kembali melakukan restrukturisasi menjadi perusahaan for-profit (berorientasi pada keuntungan) tradisional yang berbentuk public benefit corporation (perusahaan Benefit publik).

Dewan direksi OpenAI meyakini bahwa potensi reorganisasi ini justru akan memperkuat status nirlaba OpenAI dan misinya untuk memastikan bahwa AGI (Artificial General Intelligence atau Kecerdasan Umum Buatan) memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia. Andy Nussbaum, penasihat hukum yang mewakili dewan direksi OpenAI, menyatakan bahwa tawaran Musk “tidak menetapkan nilai untuk organisasi nirlaba [OpenAI]” dan menegaskan kembali bahwa organisasi nirlaba tersebut “tidak untuk dijual.”

Lebih lanjut, OpenAI memandang gugatan hukum yang dilayangkan Musk sebagai upaya untuk memperlambat kemajuan mereka. Bret Taylor, ketua dewan OpenAI, menyebut tawaran Musk sebagai “upaya untuk mengganggu kompetisinya.” Pengacara OpenAI, William Savitt, menambahkan bahwa pengajuan pengadilan yang dilakukan Musk justru menambahkan “kondisi-kondisi material baru pada proposal tersebut… sehingga menjadi jelas bahwa ‘tawaran’ klien Anda yang dipublikasikan secara luas sebenarnya bukanlah tawaran sama sekali.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *