Faktor-Faktor Pemicu Kebangkrutan
Chief Executive Officer (CEO) atau Direktur Utama Nikola, Steve Girsky, menjelaskan bahwa pengajuan kebangkrutan ini disebabkan oleh faktor-faktor pasar dan ekonomi makro yang sangat memengaruhi operasional perusahaan. Kondisi ekonomi yang kurang kondusif dan dinamika pasar yang tidak menguntungkan menjadi penyebab utama kesulitan finansial yang dialami Nikola.
Meskipun mengajukan kebangkrutan, Nikola tetap berkomitmen untuk memberikan dukungan terbatas kepada pelanggan setianya. Perusahaan akan melanjutkan beberapa operasi dukungan untuk truk dan pengisian bahan bakar hidrogen hingga bulan Maret. Langkah ini diambil untuk memastikan layanan berkelanjutan bagi pelanggan yang sudah menggunakan produk Nikola.
Sebelum kebangkrutan ini, truk listrik Nikola sebenarnya sudah menghadapi masalah serius terkait penarikan kembali (recall) dan kekhawatiran akan keamanan. Serangkaian insiden kebakaran pada tahun 2023 telah mencoreng reputasi perusahaan dan semakin memperburuk kondisi keuangan Nikola yang memang sudah rapuh.
Lebih lanjut, model bisnis truk hidrogen Nikola terbukti tidak berkelanjutan. Perusahaan dilaporkan mengalami kerugian ratusan ribu dolar AS untuk setiap truk bertenaga hidrogen yang berhasil dijual. Kerugian besar ini disebabkan oleh keengganan operator armada untuk berinvestasi pada truk hidrogen di tengah biaya pinjaman yang tinggi. Kombinasi antara biaya produksi yang mahal dan permintaan pasar yang lemah membuat bisnis truk hidrogen Nikola menjadi tidak menguntungkan dan akhirnya tidak dapat dipertahankan.
Penjualan Bisnis dan Aset Perusahaan
Nikola memiliki target waktu yang ambisius untuk menjual seluruh bisnisnya, yaitu pada bulan April mendatang. Saat ini, perusahaan sedang dalam tahap diskusi aktif dengan setidaknya tiga pihak yang menunjukkan minat serius untuk melakukan akuisisi penuh. Langkah penjualan ini merupakan kelanjutan dari pengajuan kebangkrutan Chapter 11 yang diajukan Nikola di Delaware.
Sebagai rencana alternatif jika upaya penjualan seluruh bisnis tidak berhasil terwujud, Nikola akan mengambil jalur penjualan aset secara terpisah. Penjualan aset ini bertujuan untuk mengatasi liabilitas (kewajiban finansial) perusahaan yang mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS. Sementara itu, Nikola mengklaim memiliki aset dengan nilai antara 500 juta hingga 1 miliar dolar AS. Selisih nilai aset dan liabilitas ini mengindikasikan tantangan finansial yang signifikan yang dihadapi perusahaan.
Chief Executive Officer (CEO) atau Direktur Utama Stephen Girsky mengungkapkan bahwa Nikola telah bekerja sama dengan bank investasi Goldman Sachs untuk mencari calon pembeli. Upaya ini menghasilkan kontak dengan 22 pihak yang berpotensi mengakuisisi Nikola. Pada awalnya, dua produsen otomotif internasional menunjukkan ketertarikan yang kuat. Namun, sayangnya, kesepakatan dengan kedua produsen tersebut tidak berhasil mencapai titik फाइनल (final/akhir). Akibat kegagalan tersebut, Nikola kemudian menggandeng perusahaan perbankan investasi Houlihan Lokey untuk menjajaki kemungkinan mendapatkan investor finansial yang berminat menyelamatkan perusahaan.
Dampak Hukum dan Finansial
Proses kebangkrutan yang diajukan Nikola semakin memperpanjang daftar masalah hukum yang dihadapi perusahaan. Sebelumnya, Nikola juga terlibat dalam kasus hukum terkait pendirinya, Trevor Milton. Milton dinyatakan bersalah atas penipuan pada tahun 2022 dan divonis hukuman penjara selama empat tahun. Kasus hukum yang melibatkan pendiri perusahaan ini tentu saja menambah kerumitan dan tantangan yang harus dihadapi Nikola.
Kabar kebangkrutan ini langsung memukul nilai saham Nikola di pasar modal. Harga saham perusahaan anjlok hingga 38%, menyebabkan nilai pasar perusahaan merosot tajam di bawah angka 50 juta dolar AS. Penurunan nilai saham ini sangat kontras jika dibandingkan dengan puncak kejayaan Nikola pada tahun 2020, ketika nilai perusahaan sempat mencapai 27 miliar dolar AS. Penurunan dramatis ini mencerminkan hilangnya kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan dan betapa seriusnya kondisi keuangan Nikola saat ini.
Sekelompok pemegang saham yang sebelumnya telah menggugat Nikola dan memiliki klaim kreditur sebesar 13 juta dolar AS, mendorong agar proses kebangkrutan ini dipercepat. Mereka berpendapat bahwa Nikola saat ini seperti “bongkahan es yang mencair” karena cadangan kas perusahaan yang terus menipis. Percepatan proses kebangkrutan diharapkan dapat meminimalkan kerugian lebih lanjut bagi para kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
Proses Kebangkrutan yang Dipercepat
Jadwal yang diusulkan untuk proses kebangkrutan Nikola menunjukkan upaya untuk penyelesaian yang cepat. Batas waktu pengajuan penawaran diperkirakan sekitar tanggal 27 Maret, diikuti dengan potensi lelang sekitar tanggal 31 Maret. Sidang penjualan aset kemudian dijadwalkan pada minggu kedua bulan April. Rangkaian jadwal ini mengindikasikan bahwa proses kebangkrutan ini akan diselesaikan dengan cepat, dengan harapan dapat segera menemukan solusi untuk masa depan perusahaan.
Seorang pengacara yang mewakili Nikola menyampaikan pandangan yang cukup optimis terkait proses penjualan aset ini. Ia memperkirakan bahwa proses penjualan akan berjalan “lancar dan tanpa gejolak berarti” (uneventful and smooth). Pernyataan ini menyiratkan adanya keyakinan bahwa proses penjualan akan berjalan sesuai rencana dan menghasilkan hasil yang positif, meskipun tantangan yang dihadapi perusahaan cukup besar.
Namun, pandangan yang lebih berhati-hati datang dari seorang pengacara litigasi dari Kantor U.S. Trustee (Pengawas Kebangkrutan AS). Pengacara tersebut menekankan pentingnya memberikan waktu yang cukup bagi pihaknya untuk bertemu dan berdiskusi dengan para kreditur Nikola. Permintaan ini menunjukkan komitmen untuk melakukan peninjauan yang menyeluruh terhadap seluruh proses kebangkrutan. Tujuannya adalah untuk memastikan kepentingan semua pihak terkait, terutama para kreditur, terlindungi dengan baik dalam proses penyelesaian kebangkrutan Nikola ini.